Rabu, 28 Mei 2008

TUMBUHANPUN MENGERTI KASIH SAYANG


Oleh : Mahfud

Guru Biologi SMP YPPI – 2 Surabaya

1. Rasional

Menyimak kisah kematian pohon – pohon di Metropolis (Jawa Pos, 13 Januari 2006), hati penulis sangat trenyuh. Betapa tidak, pohon beringin (Ficus benyamina) yang sudah berumur puluhan tahun dengan diameter batang setara pelukan 2 orang dewasa yang terletak di tengah – tengah Balai Pemuda Surabaya harus mati hanya gara - gara setiap Kamis malam diberi sesajen dan kemenyan yang dibakar.Di tempat lain, tepatnya di kawasan Gayung Kebonsari, di tepi saluran air sebelah timur, ada sebuah pohon waru (Hibiscus tiliaceus) yang cukup tua ditebang karena posisinya miring ke arah jalan. Di seberang pohon waru tersebut terdapat pohon sono (Pterocarpus indicus) yang tinggi menjulang. Pohon sono itu pun mengalami nasib sama dengan pohon waru karena sering dikepras petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya sehingga sekarang tinggal batangnya yang mengering seperti tiang listrik.

Sementara itu, menarik untuk disimak adalah hasil pendataan fungsi pohon di jalan utama Kota Surabaya oleh Klub Tunas Hijau pada Mei 2005. Yakni, sebanyak 1.968 pohon digunakan untuk beriklan, 338 pohon dibakar, 466 pohon ditebang, dan 77 pohon digunakan untuk menaungi warung atau rumah (Jawa Pos, 13 Januari 2006). Berdasarkan hal tersebut, timbul pertanyaan, mengapa pohon-pohon itu harus mati ? Pertanyaan berikutnya, bagaimana seharusnya sikap warga kota terhadap pohon-pohon tersebut ? Tulisan ini akan mencoba mengulas permasalahan itu.

2. Salah Persepsi

Contoh nyata salah persepsi sebagian warga kota terhadap keberadaan pohon adalah matinya pohon beringin di Balai Pemuda tersebut. Fungsi pohon yang seharusnya sebagai paru-paru kota, pelindung saat panas terik, dan khusus pohon beringin di Balai Pemuda itu konon juga digunakan sebagai background dadakan bila ada pentas seni karena memang akar gantungnya mempunyai nilai estetika tersendiri, justru disalahartikan dengan cara diberi sesajen dan kemenyan (Jawa Pos, 13 Januari 2006).

Sementara itu, kisah kematian pohon waru dan sono di kawasan Gayung Kebonsari, menurut penulis, lebih bersifat teknis dalam pengeprasan pohon. Seharusnya, setiap pengeprasan pohon tidak seluruh cabang dan dahan dihabiskan agar proses fotosintesis masih dapat berlangsung. Penulis kurang setuju, karena takut tumbang, puluhan pohon di jalan Kertajaya dikepras habis (Jawa Pos, 15 Januari 2006). Menurut penulis, di setiap pohon harus ada keseimbangan (balance) antara akar, batang, dan daun. Bila itu tidak terpenuhi, pohon tersebut minimal bentuknya jelek dan yang paling fatal bisa mati karena terganggunya proses fotosintesis. Lihatlah pohon-pohon sono yang telah mencapai keseimbangan membentuk “terowongan” pohon di jalan Walikota Mustajab, depan Rumah Sakit Darmo, dan jalan Rungkut Industri. Melewati kawasan tersebut seolah-olah kita melewati terowongan pohon yang indah dan sejuk.

3. Kasih Sayang

Untuk menjawab pertanyaan bagaimana seharusnya sikap warga kota terhadap keberadaan pohon-pohon tersebut, ada baiknya kita ikuti penelitian di Amerika Serikat. Ada beberapa ahli yang mengadakan penelitian untuk mendeteksi tumbuhan tertentu dengan menggunakan alat yang mirip multimeter.Apabila seorang penyayang tumbuhan (gardener) mendekat, “emosi” tumbuhan tersebut normal (jarum alat tersebut menunjuk angka nol). Sebaliknya, jika yang mendekat itu adalah orang yang suka usil (suka merusak tumbuhan), “emosi” tumbuhan tersebut naik.Hal itu dapat dilihat dari jarum grafik alat khusus tersebut.

Penelitian serupa juga dilakukan para ahli dari Universitas Claremnot, Perancis. Objek penelitiannya adalah bunga Marigold (Tithonia difersipholia) atau orang Jawa menyebutnya dengan “Kembang Rembulan” yang berwarna kuning keemasan. Pada penelitian tersebut yang dideteksi adalah bagian apical (ujung) tumbuhan tersebut.Pada akhir penelitian tersebut disimpulkan, bahwa tidak hanya manusia dan hewan saja yang mengerti kasih sayang dan daya ingat, namun tumbuhanpun juga demikian (Mahfud,Gema, 1988).

Kitapun sering melihat tumbuhan elite yang selalu dimanja dan disayang oleh pemiliknya.Bahkan, tidak tanggung-tanggung, tumbuhan tersebut mempunyai daya tarik yang luar biasa bagi yang dapat menikmatinya. Karena itu, oleh pemiliknya tumbuhan tersebut sering dipajang di ruang tamu yang sekaligus menjadi kebanggaan tersendiri. Tumbuhan yang dimaksud adalah “bonsai” yang sekarang sedang populer di negara kita. Sebetulnya, jika kita mau berfikir logis, tumbuhan itu secara tidak langsung dirugikan haknya untuk tumbuh menjadi tumbuhan normal. Tetapi, tumbuhan tersebut tidak pernah menggugat ke pengadilan, bahkan sebaliknya dengan dikerdilkan, tumbuhan tersebut justru menunjukkan kebolehannya. Mengapa demikian ? Sebab, dalam mengerdilkan tanaman tersebut, manusia tidak gegabah memotong begitu saja, melainkan diperlukan ketrampilan khusus dan ketekunan dengan penuh kasih sayang. Bahkan, untuk mendapatkan bentuk bonsai yang mempunyai nilai seni tinggi, diperlukan kontemplasi (perenungan) yang mendalam (H.J. Larkin, 1984). Dengan demikian, tidak heran bila tumbuhan tersebut hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Pernahkah anda memikirkan tumbuhan kerdil itu ? Cobalah perhatikan, ia seolah-olah tersenyum manja kepada kita karena disayangi pemiliknya.

Sebetulnya, tumbuhan itu menurut saja, apakah ia dirawat dengan baik atau dirusak, dipaku untuk iklan, atau dibiarkan saja, ia tidak pernah protes. Hanya orang-orang yang mempunyai kepekaan tinggi sajalah yang mengerti “keluhan dan rintihan” tumbuhan. Karena itu, penulis sangat salut dan angkat topi terhadap gebrakan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya yang menggalakan taman-taman kota dan hutan kota dengan menanam pohon mahoni (Swietenia mahagoni) di tepi-tepi jalan.Semoga.( Pernah dimuat Jawa Pos, 22 Januari 2006 )

15 komentar:

Lena mengatakan...

menurut saya tumbuhan seharusnya tidak ditebang dan dimatikan. sebaiknya kita memeliharanya dengan baik dan penuh kasih sayang yang tulus. agar tumbuhan pun bisa berkembang biak dengan baik. apalagi sekarang lagi gempar-gemparnya berita GLOBAL WARMING yang sangat memerlukan tumbuhan sebagai penyelamat. masa tumbuhan saja mengerti kasih sayang sedangkan kita tidak?

windy mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
windy mengatakan...

Sesuai dengan efek rumah kaca dan hasil pertemuan GLOBAL WAQRNING di bali beberapa bln yg lalu, kita sebagai manusia seharusnya merawat lingkungan hidup di sekitar kita. tumbuh2an sangatlah baik untuk mengurangi efek rumah kaca. jadi tidak seharusnya pohon2 besar di pusat kota di tebang.


Windy Widodo
7C/25
SMP YPPI 2

prasetyo wijaya mengatakan...

wah bagus pak, da ada kemajuan untuk ngeblognya. he he...
saran aja, karena artikelnya bapak panjang-panjang. gimana kalo 1 halaman cukup 1 posting aja. biar bacanya nggak pusing.

sip ... sip ....

Michael Alexander mengatakan...

Sekarang ini,sedang marak pemberitaan tentang GLOBAl WARMING.Artinya Pemanasan Global.Secara garis besar,pemanasan ini terjadi karena ulah manusia yang ceroboh.Salah satunya adalah menebang pohon-pohon.Jika pohon ditebang,maka manusia akan kekurangan oksigen,kepanasan, dan terjadi erosi.Maka,kita harus menjaga lingkungan karena TUHAN telah mempercayai kita untuk itu.Tumbuhan juga makhluk hidup seperti kita.Jika kita diperlakukan seperti itu,apakah kita tahan????

Anonim mengatakan...

Seharusnya manusia harus disadari agar tidak memakai tumbuhan sebagai sesajen maupun makhluk hidup lain.Pemerintah juga seharusnya memberi UUD agar manusia tidak mempergunakan makhluk hidup seenaknya.Jika manusia mau bertumbuh menebang atau semacamnya paling tidak manusia masih harus membiarkan sebagian besar dari tumbuhan karena tumbuhan dapat bertumbuh sendiri.Kasihannya tumbuhan itu karena dia dibakar,ditebang dll tetapi dia tidak bisa berbicara kpd manusia kalu rasa sakit itu bukan main.Tumbuhan memang punya perasaan hanya saja dia tak bisa mengungkapkannya kepada manusia.

Yosias Michael S
7C/26 SMP YPPI II

Anonim mengatakan...

Seharusnya manusia harus disadari agar tidak memakai tumbuhan sebagai sesajen maupun makhluk hidup lain.Pemerintah juga seharusnya memberi UUD agar manusia tidak mempergunakan makhluk hidup seenaknya.Jika manusia mau bertumbuh menebang atau semacamnya paling tidak manusia masih harus membiarkan sebagian besar dari tumbuhan karena tumbuhan dapat bertumbuh sendiri.Kasihannya tumbuhan itu karena dia dibakar,ditebang dll tetapi dia tidak bisa berbicara kpd manusia kalu rasa sakit itu bukan main.Tumbuhan memang punya perasaan hanya saja dia tak bisa mengungkapkannya kepada manusia.
Yosias Michael S
7C/26 SMP YPPI II

Anonim mengatakan...

menurut saya artikel ini sangat bagus dan sangat membantu mengantisipasi masyarakat untuk peduli dan memberi kasih sayang pada setiap tumbuhan serta memberi kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga,merawat,melestarikan dan memberi kasih sayang kepada setiap tumbuhan karena tumbuhan sangat berpengaruh pada dampak global warming atau pemanasan global yang membuat lapisan ozon bumi kita menjadi rusak.mengapa??karena tumbuhan dapat menyerap karbon dioksida yang dikeluarkan oleh tubuh kita dan menghasilkan oksigen yang kita butuhkan untuk bernapas sehingga udara sekitar menjadi sejuk,sehat,dll...
oleh karena itu artikel ini sangat berguna agar kita mencegah penyalahgunaan tumbuhan seoerti memberikan sesajen,penebangan tumbuhan karena kepentingan pribadi,dan menyakiti tumbuhan karena ketidaksadaran kita bahwa tumbuhan sangat berguna bagi kita sebenarnya tumbuhan adalah makluk hidup yang sangat membantu sebagai penyeimbang ekosistem di dunia ini..

Anonim mengatakan...

menurut saya artikel ini sangat bagus dan sangat membantu mengantisipasi masyarakat untuk peduli dan memberi kasih sayang pada setiap tumbuhan serta memberi kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga,merawat,melestarikan dan memberi kasih sayang kepada setiap tumbuhan karena tumbuhan sangat berpengaruh pada dampak global warming atau pemanasan global yang membuat lapisan ozon bumi kita menjadi rusak.mengapa??karena tumbuhan dapat menyerap karbon dioksida yang dikeluarkan oleh tubuh kita dan menghasilkan oksigen yang kita butuhkan untuk bernapas sehingga udara sekitar menjadi sejuk,sehat,dll...
oleh karena itu artikel ini sangat berguna agar kita mencegah penyalahgunaan tumbuhan seoerti memberikan sesajen,penebangan tumbuhan karena kepentingan pribadi,dan menyakiti tumbuhan karena ketidaksadaran kita bahwa tumbuhan sangat berguna bagi kita sebenarnya tumbuhan adalah makluk hidup yang sangat membantu sebagai penyeimbang ekosistem di dunia ini..

julhan mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
julhan mengatakan...

menurut saya artikel dari pak Mahfud sudah bagus dan juga harus ditingkatkan kembali supaya lebih bagus.



sekian dari komentar saya.....

Novy mengatakan...

setelah membaca artikel Pak Mahfdud saya juga merasa prihatin karena tumbuhan merupakan sumber oksigen yang selama ini berperan penting dalam kehidupan manusia dan yang lambat laun berubah akibat ulah manusia dalam menggunakan benda yang mengandung zat yang dapat merusak oksigen dengan begitu kita hanya dapat memanfaatkan tumbuhan sebagai penghasil oksigen yang masih bersih. tapi dengan adanya prenebangan tumbuhan dapat mengcegah adanya oksigen yang dihasilkan.terima kasih

sekian komentar dari saya...

Tan Novy
7b/24

Grace's Blog mengatakan...

Saya setuju dengan tajuk artikel ini yaitu " TUMBUHANPUN MENGERTI KASIH SAYANG ". Saya melihat ternyata banyak sekali orang - orang yang tega memperlakukan tumbuhan seenaknya. Ada yang ditebang untuk memperoleh kekayaan, dibakar untuk sesajen, dibakar,dll. Bagi saya, bagaimanapun juga tumbuhan adalah makhluk hidup yang juga ingin disayangi. Sebenarnya, bukan hanya manusia dan hewan saja yang mengerti kasih sayang, tetapi tumbuhan juga mengerti arti kasih sayang, walaupun apapun yang kita lakukan kepada mereka, mereka tidak pernah protes. Selain itu, artikel ini membantu kita semua sebagai penduduk di bumi ini, untuk dapat mencintai lingkungan dan mengurangi dampak efek 'global warming' yang kini sedang menjadi bahan perbincangan semua orang. Salah satu penyebab global warming ini adalah kurangnya kesadarang manusia untuk mencintai lingkungannya. Saya yakin, jika semua orang sedikit saja mau memperhatikan lingkungan dan melupakan ke-egoisan dalam diri mereka, pastilah kita semua dapat mengurangi dampak global warming. melalui komentar ini saya juga ingin mengimbau masyarakat agar paling tidak menanam 1 pohon saja di halaman rumahnya, walaupun hanya satu pohon saja, dapat mengurangi dampak global warming. Jadi pilihan ada di tangan kita, hanya tumbuhan yang dapat menolong kita mengurangi dampak bencana global warming. Dan bila Pohon - pohon ditebang, siapa yang akan menjadi paru - paru bagi bumi kita ini ?
Sekian komentar dari saya...

(maaf,pak. Saya terlambat mengumpulkan comment ini.:p)




Grace Victoria
7B/14
SMP YPPI 2
Tgl : 8 Juni 2008

Anonim mengatakan...

saya setuju dengan bpk. menurut saya pohin amatlah bermanfaat membantu manusia mulai dari menahan agat tidak banjir dengan menyerap airnya. semoga manusia mau mengerti dan mau mengasihi tumbuhan, sama seperti mengasihi keluarga! natasha azalia, 7D/22

Lia Fu mengatakan...

Betul pak mahfud, hanya saja kesadaran org2 tidak sebaik yg diharapkan, meski pemerintah memperbaiki, memperindah, n merawat tanaman kota, apabila tidak didukung oleh masyarakat sekitar, saya rasa akan sulit untuk mempertahankan yg namanya keseimbangan, krn terlalu bnyk tangan2 jahil yg tidak bertanggung jawab yg merusak keseimbangan tsb. Andaikata pemerintah mau tegas thdp para perusak atau memberikan pengarahan dan sosialisasi diberbagai pihak, jgn hanya disekolah2 atau perkampungan yg notabene lbh hijau, tp di daerah yg gersang spt pergudangan yg pernah saya lihat minim sekali dg tanaman, atau pabrik2 dan dmn saja..jd lbh diperluas himbauan untuk penghijauan tersebut, dr sana bisa memberikan pengaruh pada masyarakat bahwa betapa pentingnya tanaman2 tersebut....penanaman satu pohon di setiap rumah merupakan langkah yg bagus, tp mengapa hanya rumah? Bgmn dg yg lain? Jika rumah tanam 1pohon, kantor bs 2 pohon, instansi2 yg lbh besar, bisa tanam lbh bnyk kan, bs dibayangkan akan sehijau apa lingkungan kita...hehe..sekian pak mahfud..terima kasih atas blog nya yg menarik