Rabu, 18 November 2009

SISWA RAFFLES SINGAPORE MENJADI TAMU SMP YPPI - 2 SURABAYA


Oleh : Mahfud
Guru Biologi SMP YPPI – 2 Surabaya

1. Rasional
Sebanyak 27 siswa dan 2 guru dari Raffles Institutions Singapore menjadi tamu SMP YPPI – 2 Surabaya sejak 11 – 23 Nopember 2009 dalam rangka “ Pertukaran Pelajar “ ( Student Exchange ) yang saat ini merupakan tahun ke 3 dari program ini. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mempelajari perbedaan budaya, cara belajar, lingkungan hidup, sejarah , bahasa dan masih banyak yang lain. Oleh sebab itu, selama di SMP YPPI – 2 Surabaya mereka bila pagi ikut pelajaran di kelas atau kunjungan ke suatu tempat ( outing class ) setelah itu mereka pulang ke rumah anak SMP YPPI – 2 yang bulan Pebruari 2010 akan menjadi tamu di Raffles Institutions Singapore. Dengan demikian mereka akan mengetahui secara langsung keadaan keluarga di Indonesia, khususnya siswa SMP YPPI – 2 Surabaya. Selain itu, mereka juga belajar banyak tentang keadaan Surabaya dan sekitarnya baik keramahan penduduknya maupun tempat-tempat wisata serta peninggalan sejarah kota pahlawan ini.
2. Host Parents
Host parents adalah sebutan untuk anak SMP YPPI – 2 Surabaya yang rumahnya ditempati siswa atau guru dari Raffles. Mereka ini nantinya yang akan mewakili SMP YPPI – 2 Surabaya untuk mengadakan kunjungan balasan ke Raffles Institutions Singapore pada bulan Pebruari 2010 . Jumlah host parents ini sama dengan jumlah siswa dan guru yang datang ke SMP YPPI – 2 Surabaya. Untuk tahun ini, siswa atau guru Raffles dan host parentsnya adalah sebagai berikut : Izhar bin Jumadi di rumah Alvin Cornelius (IX-C), Mohamad Farhan bin Khalid di rumah Enrico Armando (VIII-D), Mr. Paul (Teacher) di rumah Lusiani (VIII-B), Mohammad Hafeez bin Khalid di rumah Joana Marvelin (VIII-C), Mohamad Hakiim bin Mohamad Razali di rumah Jessica Pratiwi (VIII-B), Muhammad bin Mohamed Mustafa di rumah Timothy Brian (VIII-B), Muhammad Fadhli bin Mohamad Ikbal di rumah Sylvia Yuanita (IX-B), Muhammad Firdaus bin Sulaiman di rumah Ivone Halim (IX-C), Ong Cheng Yuen di rumah Ardeliah Tjiptawan (IX-A), Amir Irsyad Khan bin Abdul Hamid Khan di rumah Gibbor Theofilus (IX-D), Muhammad Azhar bin Haj Mohamed di rumah Meiliana Wikarsa (IX-A), Muhammad Idris bin Abrahim di rumah Stefani Wong (IX-A), Abdul Muhaimin bin Abdul Rahman di rumah Evelin Suwandi (VIII-D), Mohamed Danish Fawaz bin Rahmat
di rumah Vivien Vinchu (IX-A), Muhammad Danial bin Rosli di rumah Hardianto Rumui (IX-B), Dehn See Toh Wei Jie di rumah Gladys Gracia Sabandar (VIII-D), Haziq bin Zakariah di rumah Febryna Dayanti (IX-D), Muhamad Izzad Afiq bin Othman di rumah Alita Prameswari (IX-D), Muhammad Nur Aliff bin Kamaruddin di rumah Anthony (VIII-D), Ng Yong Zhe Nigel di rumah Evelin Suwandi (VIII-D), Ong Chuan Kai di rumah Lusiani (VIII-B), Neo Gao Ming di rumah Calvin Sebastian (VIII-C), Mr. Koh Siak Peng (Teacher) di rumah Stefani Wong (IX-A), Muhammad Alif bin Jamal di rumah Thereia Ciuwangi (IX-D), Muhammad Amzar bin Shafarudin di rumah Theresia Henki Tasman (IX-A), Bhargav Sri Ganesh di rumah A.A.N. Dianta Esa (VIII-A), Mohamad Fitri bin Mohamad Rashed di rumah Kevin Tantri (IX-C), Hairul Siddeeq bin Mohamed Ansar di rumah Cindy Natalia (IX-C), dan Chew Shai Jie di rumah Christina Halim (IX-B).
3. AKTIFITAS
Mulai 11 Nopember 2009 pukul 18.00 mereka dijemput di Bandara Juanda sampai di SMP YPPI – 2 Surabaya pukul 19.30 dilanjutkan acara seremonial dan perkenalan dengan host parents hingga berakhir pukul 21.00. Esoknya, hari Kamis, 12 Nopember 2009 acaranya pengenalan program selama di SMP YPPI – 2 serta Surabaya dan sekitarnya., Observasi Sekolah, belajar Karawitan dan Kulintang serta Tari modern. Pada hari Jum’at, 13 Nopember 2009 setelah siswa Raffles di beri pengarahan oleh Mr. Paul, selanjutnya ke Taman Flora untuk menanam melati Jepang yang saat itu banyak diliput media massa, antara lain, Jawa Pos, Surya, Suara Surabaya.net, Duta dan Bisnis Chanel TV (BCTV). Selanjutnya ke Kebun Binatang Surabaya (KBS), dan Masjid Chengho. Di masjid Chengho ini sebagian siswa Raffles ada yang sholat dan Mr. Paul tidak henti-hentinya memotret masjid yang arsitekturnya mirip dengan kelenteng. Kegiatan hari itu di akhiri dengan belanja souvenir dan batik di toko Mirota. Hari Sabtu, 14 Nopember 2009, bersama dengan siswa kelas VIII SMP YPPI – 2, mereka ikut study ekskursi ke gua Akbar di Tuban kemudian dilanjutkan ke gua Maharani dan Wahana Bahari Lamongan (WBL) di Lamongan.Pada hari Senin, 16 Nopember 2009, mereka belajar bersama dengan SD Santa Melania yang disebut “One Day Learning”, setelah itu mereka menikmati indahnya jembatan Suramadu yang menghubungkan antara kota Surabaya dengan pulau Madura. Acara hari itu diakhiri dengan kunjungan ke pantai Kenjeran Surabaya sambil berlayar ke pulau pasir. Tanggal 17 – 19 Nopember 2009, mereka mengikuti kegiatan Gunung Hutan dan Laut (GHL), yaitu semacam kegiatan outbond bersama siswa kelas IX SMP YPPI – 2 Surabaya ke Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) di desa Seloliman, Kecamatan Trawas ,Kabupaten Mojokerto. Di PPLH ini siswa Raffles banyak belajar tentang kehidupan masyarakat desa, Teknologi Tepat Lingkungan (TTL), Daur ulang limbah, hutan tropis dan napak tilas patirtan Prabu Airlangga dan tentunya menikmati sejuknya udara pegunungan serta segarnya mandi air sumber dari pegunungan.Pada hari Jum’at, 20 Nopember 2009 siswa Raffles akan belajar bersama dengan SD YPPI – 1 Surabaya yang juga disebut “ One Day Learning “ dan selanjutnya mereka akan membuat persiapan presentasi yang akan digelar hari Senin, 23 Nopember 2009 tentang materi apa saja yang telah mereka pelajari selama berada di Surabaya dan sekitarnya. Hari Sabtu, 21 Nopember 2009, mereka akan melihat secara langsung ke lokasi Lumpur Lapindo dan Museum Mpu Tantular di Sidoarjo serta menikmati lezatnya ikan bakar di rumah makan “Joyo”.Hari terakhir, Senin, 23 Nopember 2009 adalah hari yang ditunggu-tunggu para wartawan, sebab siswa Raffles akan presentasi tentang hasil yang diperoleh selama di Surabaya dan sekitarnya dan penampilan seni bersama antara siswa Raffles dengan siswa SMP YPPI – 2 Surabaya dan acara diakhiri foto bersama selanjutnya terus menuju ke bandara Juanda untuk kembali ke Singapora.
4. HARAPAN
Dengan adanya kegiatan Student Exchange ini diharapkan ke depan tidak ada lagi kendala masalah budaya, bahasa, makanan dan lain-lain sehingga masing-masing sekolah, kota bahkan negara dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari kegiatan ini sebagai wahana promosi baik proses belajar mengajar, etos belajar, disiplin maupun pariwisata masing-masing negara. Semoga.

Sabtu, 08 Agustus 2009

ADA APA DENGAN FLU BABI ?


Oleh : Drs. Mahfud

Guru Biologi SMP YPPI – 2 Surabaya


Luar biasa ! Ungkapan itu tepat untuk menggambar penyakit yang saat ini menjadi momok yang menghantui setiap manusia. Penyakit itu adalah flu babi atau dalam bahasa Inggris disebut swine flu, bahkan ada pula yang menyebut flu Mexico sebab penderita paling banyak berasal dari negara tersebut.Betapa tidak, dari bulan April sampai Juli 2009 harian Kompas memberitakan flu babi lebih dari 10 kali, sedang Jawa Pos selama 4 hari berturut-turut mulai 28 – 31 Juli 2009 membuat kolom khusus tentang flu babi ini. Andaikan tidak ada pengeboman di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta pada tanggal 17 Juli 2009 dan meninggalnya seniman “nyentrik”mbah Surip 4 Agustus 2009 yang disusul 2 hari kemudian penyair dan budayawan kondang “Si Burung Merak” WS Rendra serta 2 hari berikutnya tewasnya gembong teroris Nurdin M Top,mungkin berita tentang flu babi ini pasti lebih gencar lagi.Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Timur menyebutkan, sebanyak 89 pasien yang terinfeksi ( suspect ) flu babi, 36 orang dinyatakan positif. Dari 36 orang yang positif terkena flu babi, berasal dari 12 kota dan kabupaten di Jawa Timur, yaitu Banyuwangi, Jember, Jombang,Lamongan, Lumajang, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Ponorogo, Probolinggo, Sidoarjo, dan Surabaya (Jawa Pos, 31 Juli 2009).Sementara itu, di Surabaya, sebanyak 65 santriwati (siswi) dari Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah, Kedinding Lor Surabaya diduga suspect flu babi dan harus rawat inap di RS Haji Sukolilo Surabaya dan setelah di tes darahnya, ternyata 6 diantaranya positif terinfeksi flu babi ( Jawa Pos, 30 Juli 2009 ). Pertanyaan yang muncul adalah mengapa tiba-tiba flu babi menyerang Indonesia khususnya Surabaya ? Pertanyaan berikutnya, bagaimana cara pencegahan dini agar terhindar dari serangan flu babi yang menghebohkan itu ? Tulisan ini akan mengulas tentang flu babi dan cara-cara pencegahan dini agar terhindar dari penyakit yang sedang naik daun ini.Penyebab penyakit yang menghebohkan ini adalah virus flu yang disebut H1N1 atau Influenzavirus A, bahkan menurut dr. Sita Andarini, PhD.,Sp.P. dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menyebutkan bahwa penyebab penyakit ini merupakan campuran antara 8 genetik virus influenza yang berbeda, jadi bukan virus flu biasa (Kompas, 10 Juni 2009).Masa inkubasi (masa tunas) penyakit ini antara 1 – 3 hari. Masa inkubasi adalah rentang waktu antara masuknya bibit penyakit (virus H1N1) ke dalam tubuh hingga timbul gejala-gejala penyakit. Sementara itu, gejala-gejala orang yang terserang penyakit ini antara lain, wajah pucat, demam, batuk berat, sakit pada tenggorokan, kepala pusing, badan panas dingin dan lemah, bahkan beberapa penderita mengalami diare disertai muntah-muntah (www.wikipedia.org, 5 Agustus 2009) Sedang cara penularan penyakit ini, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Esty Mardianti Rachmie sangat cepat sebab penularannya melalui jalan pernafasan terutama bila terjadi kerumunan massa apalagi kontak dengan penderita secara langsung.Oleh sebab itu wajar bila pada saat terjadi haul akbar ( peringatan HUT kematian) di Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah di Kedinding Lor Surabaya yang dihadiri undangan sekitar 10.000 orang dan 200 diantaranya berasal dari Malaysia dan Singapura ada 60 santriwatinya yang diduga terinfeksi flu babi (Jawa Pos, 28 Juli 2009).Selanjutnya bagaimana cara penggulangan penyakit yang menghebohkan ini ? Di bawah ini adalah tindakan yang dapat diambil agar kita terhindar dari penularan flu babi, antara lain, pertama, menutup mulut dan hidung dengan tissue saat batuk atau bersin kemudian setelah selesai tissue dibuang di tempat sampah, kedua, mencuci tangan dengan sabun lalu dibilas air bersih setelah bersin atau batuk, ketiga, menghindari kontak langsung dengan penderita flu babi, keempat, jika sudah terlanjur sakit flu babi,sebaiknya tetap dirumah, tidak pergi ke sekolah atau bekerja agar tidak tertular kepada orang lain dan obat yang disarankan adalah tamiflu (oseltamivir) , kelima, hindarilah menyentuh mata, hidung atau mulut penderita flu babi sebab virus menular lewat bagian tubuh tersebut (www.halbarkab.go.id). Sebagian kalangan menilai, bahwa nama flu babi ini kurang tepat sebab penularan penyakit ini lebih banyak ditularkan antara manusia dengan manusia, walaupun memang babi juga bisa menularkan baik flu babi sendiri (H1N1) maupun flu burung (H5N1). Oleh sebab itu, mulai 30 April 2009, Badan Kesehatan PBB (WHO), mengganti nama flu babi menjadi Influenza A (H1N1) (www.wikipedia.org., 7 Agustus 2009). Padahal nama flu babi terlanjur “ngetren” di masyarakat, bagaimana menurut anda ?

Selasa, 28 April 2009

PENCEMARAN LINGKUNGAN


Oleh : Mahfud

Guru Biologi SMP YPPI – 2 Surabaya

Pencemaran (polusi) adalah proses masuknya polutan ke dalam suatu lingkungan sehingga menurunkan mutu lingkungan. Sedang yang dimaksud lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, baik berupa faktor abiotik (benda mati) maupun faktor biotik (makhluk hidup).Sementara itu, yang dimaksud polutan adalah bahan pencemar lingkungan, dapat berupa bahan kimia, debu, panas, suara, radiasi, dan mikroorganisme.Suatu zat dikategorikan polutan (bahan pencemar) apabila kadarnya melebihi batas kewajaran serta berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat.

Berdasarkan sifat polutannya, pencemaran dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. Pencemaran Kimiawi, yaitu pencemaran yang disebabkan oleh zat-zat kimia.2. Pencemaran Fisikawi, yaitu pencemaran yang disebabkan oleh zat cair, zat padat, dan gas. 3. Pencemaran Biologis, yaitu pencemaran yang disebabkan oleh mikroorganisme.

Sementara itu, berdasarkan tempatnya, pencemaran dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :

air, udara, tanah dan udara. Beberapa istilah dalam pencemaran adalah :

1. Penyakit Minamata adalah penyakit akibat penimbunan logam berat merkuri (raksa).

2. Eutrofikasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat dari gulma air akibat kelebihan sisa

pupuk yang terbawa air.

3. DDT (Dikloro Diphenyl Trikloroetana) adalah salah satu jenis insektisida yang sangat

Berbahaya karena tidak dapat terurai di alam.

4. Efek Rumah Kaca ( Green House Effect ) adalah meningkatnya kadar CO2 di

atmosfer akibat asap dari cerobong baprik dan kendaraan bermotor yang menghalangi

pantulan panas dari bumi sehingga bumi makin lama makin panas.

5. Hujan asam adalah hujan yang bercampur dengan oksida nitrogen (NO2 dan NO3)

dan oksida belerang (SO2 dan SO3).

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat !

1. Tuliskan dengan singkat pengertian dari pencemaran (polusi) !

2. Jelaskan pengertian dari lingkungan !

3. Apa yang dimaksud dengan polutan ?

4. Sebutkan kriteria suatu zat disebut sebagai bahan pencemar (polutan) !

5. Sebutkan macam pencemaran berdasarkan sifat polutannya !

6. Sebutkan pula macam pencemaran berdasarkan tempat terjadinya pencemaran !

7. Bagaimana penyakit Minamata bisa terjadi pada manusia ? Jelaskan !

8. Jelaskan bagaimana peristiwa eutrofikasi bisa terjadi !

9. Mengapa kita tidak diperbolehkan menggunakan gas CFC ? Jelaskan !

10. Jelaskan dengan singkat proses terjadinya hujan asam !

B. Tugas Kelompok :

Buatlah kliping secara kelompok yang terdiri dari 5 siswa tentang pencemaran

lingkungan. Pilihlah salah satu pencemaran boleh pencemaran air, tanah, udara

maupun suara minimal 5 halaman. Materi bisa diambil dari koran, majalah maupun

internet !

Minggu, 29 Maret 2009

MENUMBUHSUBURKAN ETIKA LINGKUNGAN PADA SISWA

Oleh : Mahfud
Guru Biologi SMP YPPI – 2 Surabaya

1. RASIONAL
Di saat negara sedang genjar-genjarnya kampanye legislatif, tiba-tiba kita dikejutkan adanya berita jebolnya tanggul Situ Gintung di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. Saat itu, hari Sabtu dini hari, 27 Maret 2009 sekitar pukul 03.30 air bah yang mirip tsunami menyapu bersih pemukiman penduduk di pinggiran selatan ibu kota Jakarta. Menurut pantauan Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Tangerang Selatan, areal yang terendam air sekitar 10 hektar.Sedang menurut Posko Utama Penanggulangan Bencana Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) mencatat korban tewas 63 orang dan 80 orang hilang ( Jawa Pos, 28 Maret 2009).
Sementara itu, menurut harian Kompas, jebolnya tanggul buatan Belanda tahun 1932 ini menghancurkan 300 rumah, korban tewas mencapai 65 orang, 98 orang hilang dan 52 orang cedera, dan 25 orang dirawat di rumah sakit Fatmawati(Kompas, 28 Maret 2009 ). Berdasarkan realita di atas, maka muncullah pertanyaan, mengapa ini semua dapat terjadi ? Untuk menjawab pertanyaan ini tentu jawabnya beragam.Tergantung dari pola pikir kita masing-masing. Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, Pitoyo Subandrio, jebolnya tanggul Situ Gintung karena hujan deras yang turun 5 jam tanpa henti (Jawa Pos, 30 Maret 2009). Sedang menurut seniman seperti Ebiet G. Ade jawabnya mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa atau alam mulai enggan bersabat dengan kita, coba kita bertanya kepada rumput yang bergoyang. Namun, ada satu hal yang dilupakan banyak pihak, bahwa sejak jaman Belanda ada larangan membangun rumah atau bangunan di sekitar waduk Situ Gintung pada radius 1 km2 . Selain itu, hutan di hulu sungai yang biasanya menyimpan air hujan sudah sudah dibabat habis manusia (Jawa Pos, 30 Maret 2009).Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, mengapa manusia membangun rumah dan membabat hutan di sekitar waduk Situ Gintung ?Salah satu jawabannya adalah bahwa mereka tidak atau kurang mempunyai etika lingkungan sehingga kurang peka terhadap lingkungan sekitarnya. Menurut A.Sonny Keraf (2007), yang dimaksud etika lingkungan adalah filsafat (pandangan) hidup secara damai dengan alam, baik tumbuhan, hewan, mikroorganisme maupun benda-benda mati yang ada di sekitarnya. Artikel ini akan membahas bagaimana menumbuhsuburkan etika lingkungan kepada siswa berdasarkan pengalaman penulis menjadi guru selama 18 tahun di Yayasan Pengembangan Pendidikan Indonesia (YPPI), khususnya SMP YPPI – 2 Surabaya.
2. Bentuk Kegiatan
Ada beberapa kegiatan yang dapat digunakan untuk menumbuhsuburkan sikap etika lingkungan, antara lain :
a. GHL ( Gunung, Hutan dan Laut )
Program GHL ini merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti siswa dan guru mulai jenjang TK, SD, SMP, dan SMA yang dilaksanakan setiap tahun sekali, kegiatannya mirip dengan out bound, namun materi dan waktu disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.Kegiatan ini dimulai sejak 1986 sampai sekarang masih berlangsung. Alasan diadakan kegiatan ini disamping menumbuhsuburkan etika lingkungan adalah selama ini siswa kami hidup di kota besar ( Surabaya ) yang segalanya serba konsumtif dan individualistis maka dengan adanya GHL ini mereka diperkenalkan langsung dengan lingkungan alam nyata bukan sekedar teori di kelas yang bersifat verbalistik. Hidup berkelompok dalam satu regu, saling tolong menolong antara satu dengan yang lain.Contoh kegiatan, misalnya paket kegiatan menghitung jumlah populasi makhluk hidup secara simple random sampling di hutan Mahoni (Swetenia mahagoni)
Trawas – Mojokerto (1995), Identifikasi Biota Laut di pantai Tuban (2006), Pendidikan Lingkungan Hidup dan Budaya Jawa di Kaliandra (2007). Disamping itu, juga diisi diskusi, yel-yel, game, jurit malam dan api unggun. Dengan adanya kegiatan di atas diharapkan siswa sejak TK, SD, SMP, dan SMA mulai mengenal alam nyata berupa gunung, hutan dan laut. Hal ini bertujuan agar siswa setelah keluar dari YPPI dan terjun ke masyarakat, mereka telah mempunyai bekal berupa sikap etika lingkungan.
b. Cinta Puspa
Cinta Puspa adalah nama kegiatan di YPPI dimana setiap siswa mulai tingkat SD, SMP, SMA dan Universitas (Universitas Widya Kartika) wajib mengadakan reproduksi tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dan umumnya tanaman hias yang lain dengan stek. Setiap siswa atau mahasiswa wajib membuat stek minimal 10 stek kemudian dipelihara di sekolah (green hause) selama 6 bulan. Oleh sebab itu, peran wali kelas dan Guru Biologi sangat penting dalam mengontrol kondisi tanaman. Setelah 6 bulan, tanaman hias sudah siap akan ditanam, penulis ditunjuk YPPI untuk bekerjasama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemerintah Kota Surabaya untuk menentukan tempat menanam tumbuhan hias. Setelah terjadi kesepakatan, maka tempat penanaman disepanjang jalan raya Kertajaya depan kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) sampai depan BCA dan waktu penanaman hari Jum’at, 30 Maret 2007 serta berkenan membuka secara resmi wali kota Surabaya, Bambang Dwi Hartono. Dengan siswa membuat stek , merawat kemudian menanam sendiri, maka diharapkan akan tumbuh sikap etika lingkungan bila kelak terjun ke masyarakat.
c. Tugas Lintas Pelajaran
Selain itu, sikap etika lingkungan dapat pula ditumbuhsuburkan melalui tugas lintas pelajaran, misalnya topik tentang Pencemaran dapat tugas dari pelajaran Biologi, Fisika, Kimia, Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Disamping itu, tugas lintas pelajaran ini membuat siswa bebannya lebih ringan sebab membuat satu tugas sekaligus mendapat 3 atau 4 nilai dari mata pelajaran yang berbeda. Dengan demikian akan menambah motivasi siswa untuk lebih mendalami tentang etika lingkungan sebab bukan hanya pelajaran Biologi saja yang mengajarakan tetapi pelajaran yang lainpun juga demikian.
3. Penutup
Berdasarkan uraian di atas, maka bila siswa sejak dini ditumbuhsuburkan sikap etika lingkungan melalui berbagai kegiatan, baik melalui GHL, Cinta Puspa maupun Tugas Lintas Pelajaran, maka diharapkan setelah terjun ke masyarakat nanti tidak ada lagi kasus mendirikan bangunan atau perumahan di sekitar waduk tempat penampungan air dan pembabatan hutan yang berakibat resapan air hujan berkurang, sehingga tidak akan ada lagi tsunami jilit 2 seperti waduk Situ Gintung . Semoga.

Jumat, 20 Februari 2009

NGEBLOG, MENGAJAR TANPA BATAS RUANG DAN WAKTU


“NGEBLOG”, MENGAJAR TAK TERBATAS RUANG, WAKTU DAN TEMPAT

Oleh : Mahfud

Guru Biologi SMP YPPI – 2 Surabaya

Contextual Teaching and Learning (CTL) is a system instruction based on the philosophy that students learn when they see meaning in academic material and the meaning in schoolwork when they can connect new information with prior knowledge and their own experience. Begitu menurut Elaine B. Johnson (2002).

Mencermati pengertian CTL di atas, maka siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh manakala materi pelajaran yang kita ajarkan benar-benar bermanfaat secara langsung bagi kehidupan mereka sehari-hari. Salah satu contoh aplikasi metode CTL ini adalah dengan membuat blog di internet sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.Masalah yang muncul kemudian adalah, bagaimana cara membuat blog di internet dan menggunakannya untuk tujuan mengajar? Tulisan ini akan mencoba membahas masalah di atas beserta keuntungan dan kerugiannya.

Untuk dapat membuat blog di internet ada beberapa cara, antara lain, kita bisa masuk melalui www.blogger.com, lalu kita ikuti 3 langkah mudah membuat blog. Kita tinggal mengisi data sampai bog kita jadi.Cara lain, bisa juga lewat blog yang sudah jadi, misalnya masuk ke blog penulis : www.wahanaguru.blogspot.com. Setelah masuk kita bisa lihat pojok kanan atas ada kata “buat blog” tinggal kita klik kemudian mengikuti 3 langkah mudah membuat blog seperti di atas. Cara lain lagi, bisa juga melalui www.wordpress.com dan mengikuti langkah-langkah yang diminta. Setelah blog kita jadi, agar lebih menarik kita dapat memilih warna yang kita suka, mengisi blog kita dengan album foto sekolah, slide dari youtube, jumlah pengunjung, pooling, artikel atau materi pelajaran yang akan kita ajarkan. Bisa juga blog kita “link”kan ke media lain, misalnya Jawa Pos, Diknas Surabaya, Diknas Sidoarjo, Diknas Gresik, Pustakamaya, Wiki Pedia dan sebagainya.

Bila blog kita sudah jadi dan cukup menarik, selanjutnya kita isi dengan materi pelajaran yang akan kita ajarkan. Sebagai contoh bila penulis besuk akan praktikum, maka sebelumnya alat dan bahan , prosedur ( cara kerja) dimasukkan terlebih dahulu ke blog, sedang di kelas kita bisa membagi kelompok atau menjawab pertanyaan siswa. Kemudian sebelum pulang, siswa diberitahu alat dan bahan serta prosedur praktikum silakan diakses di www.wahanaguru.blogspot.com. Bila ada hal-hal yang kurang jelas, bisa bertanya dengan meng “klik” comment yang terletak di kanan bawah materi pelajaran atau artikel. Selanjutnya tinggal mengetik apa yang ingin ditanyakan lalu membubuhkan email kita lalu “klik” publikasikan, maka pertanyaan tersebut akan muncul di blog kita dan guru dapat menjawab pertanyaan tersebut dimana saja, kapan saja yang penting ada akses internet.

Dengan mengajar menggunakan blog ini mempunyai beberapa keunggulan (kelebihan), antara lain, kita tidak di batasi waktu di sekolah yang hanya 6 – 9 jam per hari saja. Kita juga bisa mengganti materi pelajaran pada malam hari atau pagi hari sebelum pelajaran dimulai atau kapan saja.Demikian pula kita tidak perlu dibatasi mengajar harus diruang kelas, bisa saja gurunya di rumah, di warnet, di cafe, di maal atau bahkan di taman Bungkul sekalipun. Namun demikian, secara jujur penulis mengakui, metode ini ada kelemahannya, yaitu baik guru maupun siswa harus ada akses internet. Bagaimana menurut pendapat anda ? ( artikel ini pernah dimuat Jawa Pos, hari Jum'at, 23 Januari 2009).