Selasa, 09 Oktober 2012

MENCANDRA TUMBUHAN


Oleh : Mahfud

Guru Biologi SMP YPPI – 2  Surabaya
1.       Rasional
Selama ini kalau kita mengagumi tumbuhan karena faktor harumnya, misalnya bunga Mawar (Rosa hibrida), bunga Melati (Jasminum sambac) atau karena harganya mahal , misalnya pohon Jati (Tectona grandis), Kayu Cendana (Santalum album ) atau karena rimbunnya untuk peneduh jalan, misalnya pohon Trembesi (Samanea saman), pohon Bintaro (Cerbera manghas) atau mungkin karena keindahannya, misalnya bonsai Azalea merah (Rhododendron indicum). Jarang sekali kita mengagumi suatu tumbuhan mulai dari akar, batang, daun, bunga, buah sampai bijinya lalu bentuknya kita gambarkan dengan benda-benda lain yang sudah umum kita kenal.Seperti dalang menggambarkan kecantikan  wayang wanita dengan cara mencandra ( basa Jawa : Nyondro ), misalnya Alise nanggal sepisan (alisnya seperti bulan sabit), irunge ngudup mlati ( hidungnya seperti kuncup bunga melati), kupinge ngudup turi ( telinganya seperti kuncup bunga turi )  dan sebagainya.
2.       Mencandra
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1991 : 169 ), yang dimaksud mencandra adalah suatu cara untuk menggambarkan suatu benda dengan benda lain yang sudah umum sampai sekecil -kecilnya.Dengan demikian pengertian mencandra tumbuhan adalah proses menggambarkan bagian-bagian tumbuhan sampai sedetail-detailnya dengan benda-benda yang sudah umum dikenal (Gembong Tjitrosoepomo, 1986 : 260). Sehubungan hal tersebut, pada hari Senin -Selasa , 3 – 4  September 2012 bertempat di Sasana Krida Jati Jejer Trawas – Mojokerto.Siswa-siswi SMP YPPI – 2 Surabaya kelas VII  mengadakan GHL (Gunung, Hutan dan Laut) yang salah satu kegiatannya, yaitu Mencandra Tumbuhan.Jenis tumbuhan yang dicandra ada 6, yaitu Jati (Tectona grandis), Pinus (Pinus merkusii), Mahoni (Swietenia mahagoni), Cengkeh (Eugenia aromaticum), Salak (Salacca zalacca), dan Buah Naga (Hylocereus undatus).Untuk lebih jelasnya masing-masing tanaman akan diuraikan sebagai berikut :
a.       Nama Tumbuhan        : Jati (Tectona grandis)
Bentuk Daun              : Elips
Tulang Daun               : Menyirip
Jenis Akar                  : Tunggang
Manfaat                      : Batang untuk bahan bangunan dan mebel, daun untuk bungkus

KLASIFIKASI          : 
1.       Kingdom              : Plantae (Tumbuhan)
2.       Subkingdom         : Tracheophyta (Tumbuhan Berpembuluh)
3.       Superdivisi            : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
4.       Divisi                     : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbiji Tertutup)
5.       Kelas                    : Magnoliopsida (Tumbuhan Berkeping Dua)
6.       Subkelas               : Asteridae
7.       Ordo                     : Lamiales
8.       Familia                  : Lamiaceae
9.       Genus                   : Tectona
10.   Spesies                 : Tectona grandis (Jati) 

 

Gambar 1 : Pohon Jati (Tectona grandis)

b.      Nama Tumbuhan        : Mahoni (Swietenia mahagoni)
Bentuk Daun              : Lanset
Tulang Daun               : Menyirip
Jenis Akar                  : Tunggang
Manfaat                      : Buahnya sebagai bahan pembuatan obat-obatan (farmasi)

KLASIFIKASI          :
1.       Kingdom              : Plantae (Tumbuhan)
2.       Subkingdom         : Tracheophyta (Tumbuhan Berpembuluh)
3.       Superdivisi            : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
4.       Divisi                    : Magnoliophyta (Tumbuhan Biji Tertutup)
5.       Kelas                    : Magnoliopsida (Tumbuhan Berkeping Dua)
6.       Subkelas               : Rosidae
7.       Ordo                     : Sapindales
8.       Familia                  : Meliaceae
9.       Genus                   : Swietenia
10.   Spesies                 : Swietenia mahagoni (Mahoni) 
 
              
Gambar 2 : Pohon Mahoni (Swietenia mahagoni)

c.       Nama Tumbuhan        : Pinus (Pinus merkusii)
Bentuk Daun               : Seperti jarum
Tulang Daun                : Seperti Sisir
Jenis Akar                   : Tunggang
Manfaat                       : Batangnya sebagai bahan bangunan, getahnya untuk bahan korek api,
                                      bunganya (Strobilusnya) untuk hiasan bunga kering.

KLASIFIKASI           :
1.       Kingdom              : Plantae (Tumbuhan)
2.       Subkingdom         : Tracheophyta (Tumbuhan Berpembuluh)
3.       Superdivisi            : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
4.       Divisi                     : Coniferophyta (Tumbuhan Berdaun Jarum)
5.       Kelas                    : Pinopsida (Tumbuhan Pinus)
6.       Subkelas               : Pinadae
7.       Ordo                     : Pinales
8.       Familia                  : Pinaceae
9.       Genus                   : Pinus
10.   Spesies                 : Pinus merkusii (Pinus) 

            
                        Gambar 3 : Pohon Pinus (Pinus merkusii)

d.      Nama Tumbuhan        : Cengkeh (Eugenia aromaticum)
Bentuk Daun              : Lanset (lonjong)
Tulang Daun               : Menyirip
Jenis Akar                   : Tunggang
Manfaat                      : Bunganya untuk bahan campuran rokok, penyedap rasa alami, minyak
                                     cengkeh.

KLASIFIKASI           :
1.       Kingdom              : Plantae (Tumbuhan)
2.       Subkingdom         : Tracheophyta (Tumbuhan Berpembuluh)
3.       Superdivisi            : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
4.       Divisi                    : Magnoliophyta (Tumbuhan Biji Tertutup)
5.       Kelas                    : Magnoliopsida (Tumbuhan Berkeping Dua)
6.       Subkelas               : Rosidae
7.       Ordo                    : Myrtales
8.       Familia                  : Myrtaceae
9.       Genus                   : Eugenia
10.   Spesies                 : Eugenia aromaticum (Cengkeh)

 
                Gambar 4 : Pohon Cengkeh (Eugenia aromaticum)

e.      Nama Tumbuhan        : Salak (Salacca zalacca)
Bentuk Daun              : Seperti Pita
Tulang Daun               : Sejajar               
Jenis Akar                  : Serabut
Manfaat                      : Buah enak dikonsumsi sebagai sumber vitamin C, daun sebagai atap
                                     kandang ternak.

KLASIFIKASI           :
1.       Kingdom              : Plantae (Tumbuhan)
2.       Subkingdom         : Tracheophyta (Tumbuhan Berpembuluh)
3.       Superdivisi            : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
4.       Divisi                    : Magnoliophyta (Tumbuhan Biji Tertutup)
5.       Kelas                    : Liliopsida (Tumbuhan Berkeping Satu)
6.       Subkelas               : Arecidae
7.       Ordo                     : Arecales
8.       Familia                  : Arecaceae
9.       Genus                   : Salacca
10.   Spesies                 : Salacca zalacca (Salak)


                    Gambar 5 : Tanaman Salak (Salacca zalacca)

f.        Nama Tumbuhan          : Buah Naga (Hylocereus undatus)
Bentuk Daun                : Berubah menjadi Duri
Tulang Daun                 : Duri bentuk bintang
Jenis Akar                    : Tunggang
Manfaat                       : Buah dikonsumsi untuk penurun kolesterol dan penyeimbang gula
                                     darah.

KLASIFIKASI           :
1.       Kingdom              : Plantae (Tumbuhan)
2.       Subkingdom         : Tracheophyta (Tumbuhan Berpembuluh)
3.       Superdivisi            : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
4.       Divisi                    : Magnoliophyta (Tumbuhan Biji Tertutup)
5.       Kelas                    : Magnoliopsida (Tumbuhan Berkeping Dua)
6.       Subkelas               : Hamamelidae
7.       Ordo                     : Caryophyllales
8.       Familia                  : Cactaceae
9.       Genus                   : Hylocereus
10.   Spesies                 : Hylocereus undatus (Buah Naga).


            Gambar 6 : Tanaman Buah Naga (Hylocereus undatus)
3.       Penutup
Berdasarkan uraian di atas, mulai sekarang bila kita menemukan suatu tumbuhan maka kita tidak saja mengagumi tumbuhan tersebut karena keharuman bunganya , mahal harganya, rimbun daunnya atau karena keindahan penampakannya saja, melainkan juga mulai mencandra bagian tumbuhan mulai dari akar, batang, bentuk daun, tulang daun, manfaatnya bahkan sampai klasifikasinya. Bagaimana menurut anda ?










Minggu, 26 Agustus 2012

BIOPORI, LUBANG KECIL MULTI FUNGSI




Oleh : Mahfud
Guru Biologi SMP YPPI – 2  Surabaya

1.Rasional
Hujan lagi, Banjir lagi , Macet lagi, begitulah judul head line Metropolis Jawa pos, 7 Februari 2012. Memang sehari sebelumnya, hari Senin sore wilayah Surabaya diguyur hujan deras selama kurang lebih satu jam yang menyebabkan sebagian wilayah Surabaya terendam banjir. Jalur Surabaya – Sidoarjo  saat itu nyaris lumpuh , kalau hari biasa jarak Surabaya – Sidoarjo  dapat ditempuh 40 – 45 menit dengan kendaraan bermotor , namun pada  sore itu bisa 2 jam lebih. Daerah yang terendam banjir antara lain, Ketintang Madya 80 cm, Gayung Kebonsari 50 cm, RSI Wonokromo 40 cm, A. Yani 15 cm, Jambangan dan kecamatan Gayungan 10 cm ( Jawa Pos, 7 Februari 2012). Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana cara  mengatasi banjir kota Surabaya yang begitu kronis tersebut ? Berbagai cara dan kiat telah dilakukan termasuk  pengerukan beberapa saluran di wilayah kota Surabaya, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ibu Erna Purnawati, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) kota Surabaya. Salah satu alternatif mengurangi bencana banjir adalah dengan memperbanyak membuat biopori. Mengapa ? Sebab biopori ini walaupun tidak serta merta mengatasi banjir, namun minimal dapat mengurangi genangan air setelah hujan.
2. Biopori
Biopori atau biasa disebut LRB ( Lubang Resapan Biopori ) adalah lubang yang dibuat secara tegak lurus (vertikel) ke dalam tanah dengan diameter antara 10 - 30 cm dan kedalaman 100 cm. Biopori ini ditemukan oleh seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), yaitu Dr. Khamir R. Brata, M.Sc.Manfaat dari biopori ini cukup banyak, antara lain, mempercepat meresapkan air ke dalam tanah sehingga dapat mengurangi genangan air sehabis hujan, menjaga ketersediaan air dalam tanah, dapat memproses sampah organik menjadi pupuk kompos, memperkaya fauna dalam tanah misalnya, cacing tanah (Lumbricus terrestris), semut merah (Formica ruva), kelabang / lipan (Scuitigera forceps ), keluwing / kaki seribu (Lulus sp.) dan lain-lain, membuat saluran-saluran kecil dalam tanah sehingga tanah menjadi gembur dan masih banyak yang lain. Cara membuat lubang resapan ini cukup mudah.Pertama-tama, kita cari lokasi yang tepat, yaitu tempat-tempat yang biasa tergenang bila habis hujan, seperti halaman rumah, area parkir terbuka, taman dan sebagainya. Alat yang digunakan, antara lain bor tanah atau kalau tidak ada bisa diganti linggis dan cetok untuk mengambil tanahnya.Bila lubang sudah selesai dibuat, isi dengan sampah organik, seperti daun, rumput, ranting,sisa makanan dan sebagainya.Sampah organik ini dapat dipanen menjadi pupuk kompos setelah 2 bulan dan setelah itu dapat diisi kembali. Untuk menghindari agar orang tidak terperosok ke dalam biopori ini pada bagian atas dapat ditutup dengan paralon dan kasa atau penutup saluran kamar mandi.Sebagai ilustrasi, 1 biopori ini dapat menyerap air sebanyak 321.800 cm3 atau setara dengan volume air 1 ember (Satuman, 2012 : 14).Bisa kita bayangkan kalau kita mempunyai 10 biopori saja, maka air yang dapat diserap oleh tanah sebesar 3.218.000 cm3  atau setara dengan 3.218 liter.

3. Penutup
Dengan mengetahui manfaat dan keuntungan biopori yang begitu banyak, maka sudah selayaknyalah kita memperbanyak membuat biopori ini.Jika kota Bogor saja yang luasnya118,5 km2 mempunyai biopori sebanyak 5.250 buah, maka kota Surabaya yang luasnya 3 kali lebih luas kota Bogor, yaitu 374,36 km2 sudah sepantasnyalah kita mempunyai biopori lebih banyak lagi.Oleh karena itu,mari kita budayakan membuat biopori ini dimulai dari rumah dan lingkungan kita masing-masing agar penyakit kronis kota Surabaya berupa bencana banjir dapat berkurang.Bagaimana menurut anda ?

Selasa, 03 Januari 2012

MENGAPA MAYORITAS IKAN DI SUNGAI BRANTAS BERJENIS KELAMIN BETINA ?



Oleh : Mahfud

Guru Biologi SMP YPPI – 2 Surabaya

1. Rasional

Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) yang bekerjasama dengan Perum Jasa Tirta I Jawa Timur pada bulan Juli – Agustus 2011, ditemukan bahwa sebagian besar ikan di sungai Brantas, termasuk anak sungainya,yaitu sungai Mas (Surabaya) dan sungai Porong (Sidoarjo) berjenis kelamin betina (Kompas, 24 Oktober 2011). Sebagai contoh, sungai Surabaya di wilayah Karangpilang, dari 44 ekor ikan yang terjaring, ternyata 37 ekor (84 %) berjenis kelamin betina, sedang di wilayah Gunungsari, dari 64 ekor ikan yang tertangkap, ternyata 42 ekor (66 %) ikan berjenis kelamin betina.Sementara itu, kota-kota lain di Jawa Timur yang dilalui sungai Brantas seperti Kediri, Kertosono, Jombang, Mojokerto, Gresik dan Sidoarjo, dari 410 ekor ikan yang diperoleh , ternyata 337 ekor (82 %) berjenis kelamin betina. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, mengapa mayoritas ikan di sungai Brantas berjenis kelamin betina ? Pertanyaan berikutnya adalah pelajaran apakah yang dapat di petik dari kejadian di atas ?

2. Zat Estrogenik

Menurut Profesor Win Darmanto,M.Si., Ph.D., Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Surabaya pada jenis vertebrata ( hewan bertulang belakang ), termasuk ikan pada awal embrio secara alami berkembang ke jenis kelamin betina. Individu tersebut akan berubah menjadi jantan jika ada hormon testosteron. Namun dalam perkembangannya bila lingkungannya banyak mengandung zat estrogenik ( zat yang kandungannya mirip hormon kelamin betina), individu ini akan berjenis kelamin betina walaupun kromosomnya jantan. Peristiwa seperti inilah yang disebut Perubahan Jenis Kelamin Suatu Individu ( Sex Reversal ). Zat estrogenik ini bisa alami maupun buatan, yang alami misalnya limbah pertanian, berupa sisa-sisa tanaman, kotoran hewan / manusia dan urin hewan / manusia. Sedang estrogenik buatan, misalnya limbah sisa pupuk ,limbah rumah tangga berupa sabun dan detergen.

3. Indikator Pencemaran

Munculnya fenomena perubahan jenis kelamin (sex reversal) pada ikan ini merupakan salah satu adanya indikator pencemaran sungai Brantas beserta anak sungainya.Sebagai bukti, beberapa jenis ikan di bawah ini pada tahun 2009 masih ada, namun saat penelitian ini dilakukan (2011) sudah tidak ditemukan lagi, misalnya ikan Arengan (Murcillus zhysosphakadion), ikan Bloso atau Betutu (Oxyeleotris marmorata), ikan Palung alias Hampala (Hampala macrolepidota), dan ikan Jambal (Pangasius suchi). Selain itu, hasil penelitian tim dari Universitas Brawijaya Malang yang dilakukan pada tahun 1997 mendapatkan jenis ikan sebanyak 50 spesies sedang hasil penelitian dari Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan basah (Ecoton) saat ini (2011) menghasilkan jenis ikan hanya 30 spesies, berarti selama kurun waktu 14 tahun, keanekaragaman jenis ikan di sungai Brantas telah berkurang sebanyak 20 spesies (40 %).

4. Teknik Jantan Mandul

Lalu timbul pertanyaan, apa hubungan antara keseimbangan jenis kelamin dengan kelestarian suatu makhluk hidup ? Dalam bidang Pertanian , kita kenal istilah sistem pemberantasan hama secara Teknik Jantan Mandul (steril), yaitu dengan cara mengambil beberapa contoh hama jantan lalu diradiasi di laboratorium hasilnya hama jantan tersebut memang masih hidup, namun setelah dikembalikan ke habitat aslinya dan kawin dengan hama betina maka hama tersebut tidak mempunyai keturunan.Bila hal ini berlangsung dari generasi ke generasi maka akhirnya akan punah.Sebagai gambaran adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurhayati dari Batan ( Badan Tenaga Atom Nasional) di Bandung. Menggunakan sample hama sebanyak 1.000.000 ekor kemudian beberapa hama jantan di radiasi, pada F – 1 ( generasi I ) tinggal 26.316 ekor, pada F – 2 (generasi II) tinggal 1.907 ekor, pada F – 3 (generasi III) tinggal 10 ekor dan pada F – 4 (generasi IV) akhirnya nol / habis (www.batan.go.id, 30 Oktober 2011).Bila Teknik Jantan Mandul ini pada F-4 (generasi IV) mengalami kepunahan (habis), maka tidak menutup kemungkinan ikan-ikan yang di sungai Brantas juga akan mengalami nasib serupa. Bagaimana menurut anda ?