Kamis, 26 Juni 2008

GAME "ECOSYSTEM CYCLE" ARTERNATIF MENGAJAR LINGKUNGAN


Oleh : Mahfud

Guru Biologi SMP YPPI -2 Surabaya

Selama ini bila kita mengajar ilmu lingkungan ( ekosistem ) di sekolah biasanya menjelaskan secara verbal di kelas, baik menggunakan papan tulis, white board, OHP (Over Head Projector) maupun power point. Bila fasilitas sekolah kita memadai kadang masih ditambah dengan siswa diajak nonton ekosistem melalui VCD (Video Compact Disc). Jarang sekali penulis lihat, guru mengajarkan ekosistem dengan metode game yang melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa semakin senang, memahami pentingnya ekosistem bagi kita semua. Metode ini, penulis beri nama “ Game Ecosystem Cycle “.

Pertama-tama, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok terdiri 6 siswa.Setiap kelompok harus ada yang menjadi produsen (tumbuhan hijau), belalang (konsumen I), katak (konsumen II), ular (konsumen III), elang (konsumen IV) dan destruktor (perusak).Agar setiap siswa ingat perannya, maka disetiap punggung siswa diberi tulisan sesuai dengan statusnya dengan karton yang ditali dengan rafia. Selanjutnya, siswa diajak kelapangan atau tempat yang agak lapang, masing-masing kelompok membentuk lingkaran dengan tali rafia dan setiap anggota ekosistem saling memegang tali rafia kecuali destruktor berada 2 meter di luar lingkaran sambil membawa bola tenis meja atau kertas yang digulung dan dipadatkan.Cara memainkan game ini, setelah terbentuk lingkaran kemudian semua anggota memegang tali rafia kecuali destruktor, maka sambil berjalan berputar dan bernyanyi yang telah disepakati kelompok, maka destruktor siap membidikkan bola tenis meja ke salah satu anggota ekosistem yang sedang berjalan berputar sambil bernyanyi tadi.Bila salah satu anggota kelompok terkena lemparan bola, maka ia harus bisa menyebutkan ganti status yang sedang diperankannya.Sebagai contoh, bila yang kena lemparan adalah belalang, maka ia akan dihitung 1 sampai10.Jika ia bisa menyebutkan gantinya, misalnya ia menyebut ulat, maka konsumen I hidup kembali dan lingkaran ekosistem berjalan seperti sedia kala.Sebaliknya, jika siswa yang memperankan belalang tadi setelah dihitung 1 sampai 10 tidak bisa menyebutkan gantinya, maka ia harus keluar dari lingkaran ekosistem dan bergabung dengan destruktor sehingga makin lama ekosistem tersebut semakin tidak seimbang dan sebaliknya destruktornya makin lama makin kuat.

Dengan menggunakan game “ecosistem cycle” dalam mengajarkan ekosistem kepada siswa mempunyai beberapa keuntungan, antara lain : dapat menghilangkan kejenuhan, sebab di luar kelas (outing class) belajar sambil bernyanyi, siswa mudah mengingat sebab setiap siswa akan berusaha menyiapkan gantinya bila terkena lemparan bola dan yang lebih penting siswa dengan senang hati belajar akan pentingnya ekosistem bagi kita semua sedang bagi guru tugasnya lebih ringan, sebab guru dapat menilai secara individu sekaligus nilai kerjasama (kelompok).Bagaimana menurut pendapat anda ?