Jumat, 16 Juli 2010

GEMA KONFERENSI INTERNASIONAL TENTANG LINGKUNGAN HIDUP 2010


Oleh : MAHFUD

Salah satu peserta CEI 2010 dari YPPI

1. Rasional

Sebagai negara yang mempunyai keanekaragaman hayati terbanyak ke-2 setelah Brasil,Indonesia mempunyai peranan sangat penting dalam menangani issu pemanasan global ( global warming ). Begitu pentingnya keanekaragaman hayati ini, sampai-sampai PBB telah menetapkan bahwa 2010 sebagai Tahun Keanekaragaman Hayati Internasional. Disamping itu, karena keanekaragaman hayati ini berhubungan erat dengan budaya, maka tema konferensi kali ini adalah : Keanekaragaman Hayati dan Budaya ( Biodiversity and Culture ). Apalagi Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan adat istiadat. Oleh sebab itu, saat ini Indonesia mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Tentang Lingkungan Hidup ke – 24 ( The 24th Caretakers of the Environment International Conference ) yang diselenggarakan mulai tanggal 4 – 10 Juli 2010 Bertempat di UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Jl. Argotunggal 1 Lawang – Malang, Jawa Timur. Konferensi ini khusus untuk pendidik, guru dan siswa SMP / SMA atau yang sederajat. Tujuan konferensi ini adalah menggali hubungan antara keanekaragaman hayati dengan budaya masyarakat setempat (local wisdom).

2. Peserta

Jumlah seluruh peserta konferensi sebanyak 220 orang yang berasal dari 18 negara, yaitu :Denmark, Greece (Yunani), Hongkong (China), Hungaria, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Netherland (Belanda), Pakistan, Polandia, Portugal, Rusia, Inggris, Swedia, Turki, Amerika Serikat, dan tuan rumah Indonesia. Sementara itu, peserta yang berasal dari Indonesia berasal dari 11 daerah, yaitu : Papua ( Jayapura dan Raja Ampat ), Kendari, Bali, Jakarta, Tangerang, Bandung, Bogor, Madura (Sumenep), Malang, Pasuruan dan Surabaya. Sedang peserta yang berasal dari Surabaya sebanyak 5 sekolah, yaitu : Sekolah YPPI, Sekolah Ciputra, Sekolah Cita Hati, SMAK St. Louis 1, dan SMAK St. Hendrikus. Peserta yang berasal dari YPPI sebanyak 6 orang, terdiri dari 4 siswa dan 2 orang guru. Ke empat siswa tersebut adalah Evelyn Marsarin dan Patricia Elias ( SMA YPPI – 1 ), Yusak Noven ( SMA YPPI – 2 ), serta Novi Carolina ( SMP YPPI – 1 ). Sedang 2 guru adalah Setijaning Utami, SE (SMA YPPI – 2 ) dan penulis sendiri ( SMP YPPI – 2 ).

3. Project

Setiap sekolah atau lembaga yang menjadi peserta konferensi wajib menampilkan minimal 1 project. Project tersebut ditampilkan dalam 2 bentuk, yaitu dalam bentuk dipresentasikan oleh siswa dan yang kedua dalam bentuk dipamerkan dalam papan project yang ditempel pada kertas manila atau sudah dibuat dalam bentuk banner. Boleh juga hasil karya siswa seperti tas dari hasil daur ulang bungkus makanan ringan (snack), T-Shirt yang disablon dengan slogan-slogan peringatan tentang pentingnya kelestarian alam atau hasil karya siswa berupa minuman herbal berupa ekstrak jahe, kencur dan kunyit yang dibagi-bagi kepada setiap pengunjung seperti yang dilakukan oleh peserta dari sekolah YPPI. Sementara itu, dari seluruh peserta yang ada terdapat 46 project, yang terbagi menjadi 5 lokasi presentasi dan dipandu 2 moderator dari negara yang berbeda. Setiap judul project yang membahas topik sama digabung dan masing-masing diberi waktu 15 menit untuk presentasi. Misalnya sekolah YPPI mempunyai 2 project, yang satu berjudul : “My Future Garden” karena topiknya sama dengan sekolah Kirov Rusia yang berjudul : “Parks of Our Town”, maka presentasinya bersama-sama dengan sekolah Kirov Rusia. Demikian pula project kedua dari sekolah YPPI yang berjudul : “My Spring Water” karena topiknya senada dengan delegasi dari Papua yang berjudul : “Danau Sentani”, maka presentasinya juga tampil bersama.

4. Field Trip

Pada hari ke 3 dan ke 4, Selasa dan Rabu, 6 – 7 Juli 2010, setiap peserta diminta untuk memilih salah satu dari 5 macam tipe ekosistem sebagai tujuan field Trip (di YPPI semacam Study Ekskursi). Kelima ekosistem tersebut adalah : 1. Ekosistem Hutan Hujan Tropis di Cangar 2. Ekosistem Vulkanik di gunung Bromo, 3. Ekosistem Hutan Bakau di Probolinggo, 4. Ekosistem Dataran Tinggi di Trawas, dan 5. Ekosistem Sawah di Tumpang. Peserta dari YPPI terbagi menjadi 2 kelompok, sebagian ikut ke ekosistem Hutan Hujan Tropis di Cangar dan sebagian ikut ekosistem Vulkanik di gunung Bromo. Penulis sendiri ikut ke ekosistem Hutan Hujan Tropis di Cangar. Sebelum peserta menuju ke Cangar, terlebih dahulu diterima Wali kota Batu untuk mempromosikan kota Batu kepada peserta yang memang mayoritas berasal dari manca negara. Setelah itu peserta menuju ke Hutan Hujan Tropis di Cangar. Di dalam hutan yang masih alami ini peserta dapat mempelajari berbagai macam keanekaragaman hayati, seperti macam-macam tumbuhan paku yang menempel pada pohon, anggrek, lumut, lumut kerak (Lichenes), rotan, pandan, berbagai jenis pohon,serta berbagai hewan, seperti kera, kupu-kupu, siput, serta bermacam-macam jenis burung. Bahkan menurut hasil penelitian dari P – WEC (Petungsewu Wildlife Education Center, 2010 : 7 ), menyebutkan bahwa jenis-jenis burung yang ada di hutan Cangar tercatat sebanyak 86 spesies, termasuk Elang Jawa (Spizaetus bartelsi). Begitu asyiknya para peserta menyusuri jalan setapak di hutan Cangar, bahkan makan siang dan berfoto bersama juga di hutan.

5. Local Wisdom

Disetiap acara field trip, selalu ada acara mengunjungi ke desa, seperti yang penulis alami berkunjung ke desa Sumberbendo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, , kira-kira 1 km dari tempat penulis menginap di P – WEC, para peserta disuguhi dengan kesenian tradisional, misalnya lagu dolanan dari anak-anak yang memakai mahkota dari berbagai daun, kesenian jaranan, pencak silat, sedekah bumi dan masih banyak lagi. Sepintas lalu memang tidak ada hubungan antara kesenian tradisional dengan keanekaragaman hayati, namun bila kita kaji lebih jauh ternyata terdapat korelasi (hubungan) diantara keduanya. Misalnya lagu-lagu dolanan sambil memakai mahkota dari macam-macam daun, berarti masyarakat tersebut harus menanam pohon yang menghasilkan daun untuk membuat bahan mahkota. Kesenian Jaranan menggunakan jaranan yang terbuat dari bambu dan bulunya dari ijuk serta cambuk (cemeti) dari rotan, berarti masyarakat tersebut harus menanam bambu, siwalan dan rotan agar kesenian jaranan dapat hidup terus. Pada kesenian Pencak Silat, salah satu adegannya punggung dipukul batang salak yang penuh duri tidak berdarah (kebal), berarti masyarakat disitu harus menanam salak. Demikian pula acara sedekah bumi yang menggelar selamatan di sumber air (punden). Menurut Suryo W. Prawiroatmodjo (2010 : 32), upacara selamatan Jawa yang lengkap, meliputi : Nasi yang paling utama dalam bentuk tumpeng (gunungan), padi yang masih dalam untaiannya, gabah, beras, nasi dalam takir, bubur, karak / rengginang, kelapa, pala pendem, seperti : singkong, ubi jalar, bentul, ganyong, garut dan lain-lain, pala kesimpar, seperti : semangka, labu, blewah dan sebagainya, pala gumandul, seperti : jambu, jeruk, mangga, rambutan dan masih banyak lagi, macam-macam sayuran, empon-empon, seperti : jahe, kunyit, kencur, temulawak dan sebagainya, bunga tiga warna (kembang setaman), air bersih (toya Amerta) dalam kendi dan padupan (perapen). Dengan masih tetap mempertahankan kearifan lokal (local wisdom), seperti kesenian lagu dolanan, jaranan, pencak silat, sedekah bumi, maka mau tidak mau masyarakat setempat akan tetap menanam tanaman yang dibutuhkan agar kesenian tradisionalnya tidak punah. Dengan demikian maka keanekaragaman hayati akan tetap terjaga.

6. Harapan

Berdasarkan pengalaman penulis selama mengikuti CEI 2010, maka untuk CEI 2011 yang akan diselenggarakan di Hongaria, maka agar peserta dari YPPI mulai saat ini harus mempersiapkan diri mulai project yang akan dipresentasikan maupun project yang akan dipamerkan. Demikian pula kesenian yang akan ditampilkan bisa mewakili bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Surabaya khususnya, termasuk pakaian pendukungnya dan faktor bahasa tentunya. Sebab pada hari Jum’at, 9 Juli 2010 pada sesi Kesimpulan dan Rekomendasi (Conclusion and Recommendations), salah satu peserta dari YPPI, yaitu Evelyn Marsarin terpilih secara aklamasi untuk mewakili berbagai negara untuk presentasi tentang Ekosistem Hutan Hujan Tropis. Ini tentu prestasi yang luar biasa mengingat sekolah YPPI baru pertama kali mengikuti CEI ini. Dengan demikian YPPI ke depan dapat lebih berkiprah ke tingkat global. Semoga.

17 komentar:

Yudi Darmawan mengatakan...

nice post..
saya follow ya pak guru..

Mahfud mengatakan...

OK,mas Yudie, silakan dan terima kasih atas komentarnya.

Komputer Bekas Murah mengatakan...

Hidup Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.........

Rachel Charisma Hariyono mengatakan...

Pak Mahfud..
Saya baru mengetahui jika Indonesia ternyata dipercaya untuk menjadi tuan rumah Konferensi Internasional tentang Lingkungan hidup. Blog ini menambah wawasan... hehehe ^^

By :Rachel Charisma/7D/16

Anonim mengatakan...

ya, indonesia memang mempunyai keanekaragaman hayati terbanyak. tetapi banyak keanekaragaman hayati yang masih belum dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya...


dickcon santoso H
9B/16
SMP-YPPI-2

Anonim mengatakan...

Pak Mahfud saya mau tau..
Tolong jelaskan lebih banyak lingkungan hidup pak.. Saya masih sedikit bungung :)

Joshua 7D/22

Anonim mengatakan...

Pak Mahfud saya mau tau..
Tolong jelaskan lebih banyak lingkungan hidup pak.. Saya masih sedikit bungung :)

Joshua 7D/22

Anonim mengatakan...

mr.Field Trip itu apa?

Dari Anthony Orodiputro/7A/3

Anonim mengatakan...

Maaf mr salah ketik tapi


Field Trip itu apa?

Dari Anthony Orodiputro/7A/3

Anonim mengatakan...

Saya bangga terhadap indonesia yang memiliki banyak keanekaragaman makhluk hidup. Saya juga bangga terhadap Murid YPPI yang bisa mengikuti konferensi.

Dari: Vellicia Quinnita Wijaya 7a/21

Unknown mengatakan...

Saya jugak bangga bisa sekolah di SMP YPPI 2



Dari=Anthony Orodiputro/7A/3

Anonim mengatakan...

saya setuju dengan pendapat anda pak''
kita harus menanam penghijauan dgn baik dan melestarikannya..



James/9b/20

Anonim mengatakan...

pak mengapa tanah yg di dekat gunung berapi lebih subur daripada tanah biasa ?? william 8a / 8

Anonim mengatakan...

wew keren pak INDONESIA mempunyai SDA yg sangat banyak y pak , pak saya maw ty knp INDONESIA kok gk jd yg mempunyai SDA plg byk kok yg ke 2 ???????????????????????????????????


PHILIP 7D\15

Anonim mengatakan...

Mr.Mahfud .
lumut kerak itu seperti apa ? biasa nya ditemukan dmna ?
thx;D

Maria Angelina 8A/16

Anonim mengatakan...

Mr Bunga 3 warna itu warna apa saja?biasanya terdapat di mana?kegunaannya apa?
Thanks Mr.
:D

Dri: WIlliam W/8A/17

Mahfud mengatakan...

Rachel, Anthony, dan William. Field Trip adalah mengadakan perjalanan sambil dipelajari.Tanah disekitar gunung berapi subur mendapat mineral dari abu letusan gunung berapi. Lumut kerak adalah gabungan antara ganggang hijau dengan jamur.