Minggu, 26 Agustus 2012

BIOPORI, LUBANG KECIL MULTI FUNGSI




Oleh : Mahfud
Guru Biologi SMP YPPI – 2  Surabaya

1.Rasional
Hujan lagi, Banjir lagi , Macet lagi, begitulah judul head line Metropolis Jawa pos, 7 Februari 2012. Memang sehari sebelumnya, hari Senin sore wilayah Surabaya diguyur hujan deras selama kurang lebih satu jam yang menyebabkan sebagian wilayah Surabaya terendam banjir. Jalur Surabaya – Sidoarjo  saat itu nyaris lumpuh , kalau hari biasa jarak Surabaya – Sidoarjo  dapat ditempuh 40 – 45 menit dengan kendaraan bermotor , namun pada  sore itu bisa 2 jam lebih. Daerah yang terendam banjir antara lain, Ketintang Madya 80 cm, Gayung Kebonsari 50 cm, RSI Wonokromo 40 cm, A. Yani 15 cm, Jambangan dan kecamatan Gayungan 10 cm ( Jawa Pos, 7 Februari 2012). Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana cara  mengatasi banjir kota Surabaya yang begitu kronis tersebut ? Berbagai cara dan kiat telah dilakukan termasuk  pengerukan beberapa saluran di wilayah kota Surabaya, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ibu Erna Purnawati, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) kota Surabaya. Salah satu alternatif mengurangi bencana banjir adalah dengan memperbanyak membuat biopori. Mengapa ? Sebab biopori ini walaupun tidak serta merta mengatasi banjir, namun minimal dapat mengurangi genangan air setelah hujan.
2. Biopori
Biopori atau biasa disebut LRB ( Lubang Resapan Biopori ) adalah lubang yang dibuat secara tegak lurus (vertikel) ke dalam tanah dengan diameter antara 10 - 30 cm dan kedalaman 100 cm. Biopori ini ditemukan oleh seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), yaitu Dr. Khamir R. Brata, M.Sc.Manfaat dari biopori ini cukup banyak, antara lain, mempercepat meresapkan air ke dalam tanah sehingga dapat mengurangi genangan air sehabis hujan, menjaga ketersediaan air dalam tanah, dapat memproses sampah organik menjadi pupuk kompos, memperkaya fauna dalam tanah misalnya, cacing tanah (Lumbricus terrestris), semut merah (Formica ruva), kelabang / lipan (Scuitigera forceps ), keluwing / kaki seribu (Lulus sp.) dan lain-lain, membuat saluran-saluran kecil dalam tanah sehingga tanah menjadi gembur dan masih banyak yang lain. Cara membuat lubang resapan ini cukup mudah.Pertama-tama, kita cari lokasi yang tepat, yaitu tempat-tempat yang biasa tergenang bila habis hujan, seperti halaman rumah, area parkir terbuka, taman dan sebagainya. Alat yang digunakan, antara lain bor tanah atau kalau tidak ada bisa diganti linggis dan cetok untuk mengambil tanahnya.Bila lubang sudah selesai dibuat, isi dengan sampah organik, seperti daun, rumput, ranting,sisa makanan dan sebagainya.Sampah organik ini dapat dipanen menjadi pupuk kompos setelah 2 bulan dan setelah itu dapat diisi kembali. Untuk menghindari agar orang tidak terperosok ke dalam biopori ini pada bagian atas dapat ditutup dengan paralon dan kasa atau penutup saluran kamar mandi.Sebagai ilustrasi, 1 biopori ini dapat menyerap air sebanyak 321.800 cm3 atau setara dengan volume air 1 ember (Satuman, 2012 : 14).Bisa kita bayangkan kalau kita mempunyai 10 biopori saja, maka air yang dapat diserap oleh tanah sebesar 3.218.000 cm3  atau setara dengan 3.218 liter.

3. Penutup
Dengan mengetahui manfaat dan keuntungan biopori yang begitu banyak, maka sudah selayaknyalah kita memperbanyak membuat biopori ini.Jika kota Bogor saja yang luasnya118,5 km2 mempunyai biopori sebanyak 5.250 buah, maka kota Surabaya yang luasnya 3 kali lebih luas kota Bogor, yaitu 374,36 km2 sudah sepantasnyalah kita mempunyai biopori lebih banyak lagi.Oleh karena itu,mari kita budayakan membuat biopori ini dimulai dari rumah dan lingkungan kita masing-masing agar penyakit kronis kota Surabaya berupa bencana banjir dapat berkurang.Bagaimana menurut anda ?