Oleh : Mahfud
Guru Biologi SMP YPPI –
2 Surabaya
1.Rasional
Hujan lagi, Banjir lagi , Macet lagi, begitulah judul head
line Metropolis Jawa pos, 7 Februari 2012. Memang sehari sebelumnya, hari Senin
sore wilayah Surabaya diguyur hujan deras selama kurang lebih satu jam yang
menyebabkan sebagian wilayah Surabaya terendam banjir. Jalur Surabaya – Sidoarjo saat itu nyaris lumpuh , kalau hari biasa
jarak Surabaya – Sidoarjo dapat ditempuh
40 – 45 menit dengan kendaraan bermotor , namun pada sore itu bisa 2 jam lebih. Daerah yang
terendam banjir antara lain, Ketintang Madya 80 cm, Gayung Kebonsari 50 cm, RSI
Wonokromo 40 cm, A. Yani 15 cm, Jambangan dan kecamatan Gayungan 10 cm ( Jawa Pos, 7 Februari 2012). Pertanyaan
yang muncul kemudian adalah bagaimana cara
mengatasi banjir kota Surabaya yang begitu kronis tersebut ? Berbagai
cara dan kiat telah dilakukan termasuk
pengerukan beberapa saluran di wilayah kota Surabaya, sebagaimana yang
telah disampaikan oleh Ibu Erna Purnawati, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina
Marga dan Pematusan (DPUBMP) kota Surabaya. Salah satu alternatif mengurangi
bencana banjir adalah dengan memperbanyak membuat biopori. Mengapa ? Sebab
biopori ini walaupun tidak serta merta mengatasi banjir, namun minimal dapat
mengurangi genangan air setelah hujan.
2. Biopori
Biopori atau biasa disebut LRB ( Lubang Resapan Biopori ) adalah
lubang yang dibuat secara tegak lurus (vertikel) ke dalam tanah dengan diameter
antara 10 - 30 cm dan kedalaman 100 cm. Biopori ini ditemukan oleh seorang
peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), yaitu Dr. Khamir R. Brata, M.Sc.Manfaat
dari biopori ini cukup banyak, antara lain, mempercepat meresapkan air ke dalam
tanah sehingga dapat mengurangi genangan air sehabis hujan, menjaga
ketersediaan air dalam tanah, dapat memproses sampah organik menjadi pupuk kompos,
memperkaya fauna dalam tanah misalnya, cacing tanah (Lumbricus terrestris),
semut merah (Formica ruva), kelabang / lipan (Scuitigera forceps ), keluwing
/ kaki seribu (Lulus sp.) dan lain-lain, membuat saluran-saluran kecil dalam
tanah sehingga tanah menjadi gembur dan masih banyak yang lain. Cara membuat
lubang resapan ini cukup mudah.Pertama-tama, kita cari lokasi yang tepat, yaitu
tempat-tempat yang biasa tergenang bila habis hujan, seperti halaman rumah,
area parkir terbuka, taman dan sebagainya. Alat yang digunakan, antara lain bor
tanah atau kalau tidak ada bisa diganti linggis dan cetok untuk mengambil
tanahnya.Bila lubang sudah selesai dibuat, isi dengan sampah organik, seperti
daun, rumput, ranting,sisa makanan dan sebagainya.Sampah organik ini dapat
dipanen menjadi pupuk kompos setelah 2 bulan dan setelah itu dapat diisi
kembali. Untuk menghindari agar orang tidak terperosok ke dalam biopori ini
pada bagian atas dapat ditutup dengan paralon dan kasa atau penutup saluran
kamar mandi.Sebagai ilustrasi, 1 biopori ini dapat menyerap air sebanyak
321.800 cm3 atau setara dengan volume air 1 ember (Satuman, 2012 : 14).Bisa kita bayangkan
kalau kita mempunyai 10 biopori saja, maka air yang dapat diserap oleh tanah
sebesar 3.218.000 cm3 atau setara
dengan 3.218 liter.
3. Penutup
Dengan
mengetahui manfaat dan keuntungan biopori yang begitu banyak, maka sudah
selayaknyalah kita memperbanyak membuat biopori ini.Jika kota Bogor saja yang
luasnya118,5 km2 mempunyai biopori sebanyak 5.250 buah, maka kota
Surabaya yang luasnya 3 kali lebih luas kota Bogor, yaitu 374,36 km2 sudah
sepantasnyalah kita mempunyai biopori lebih banyak lagi.Oleh karena itu,mari
kita budayakan membuat biopori ini dimulai dari rumah dan lingkungan kita
masing-masing agar penyakit kronis kota Surabaya berupa bencana banjir dapat
berkurang.Bagaimana menurut anda ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar